Beranda | Artikel
Haram Menyambung Rambut Yang Rontok Karena Penyakit
Minggu, 24 Maret 2013

Pertanyaan:

س47- إذا أصاب الفتاة مرض فتساقط شعر رأسها، فهل يجوز لأهلها أن يصلوا شعرها الباقي بشعر آخر، لا سيما إذا كبرت وبلغت سن الزواج من أجل أن يقبلها الخطاب (الأزواج)؟.

Jika seorang gadis  terkena penyakit  kemudian rambutnya rontok, apakah boleh bagi  (nya) keluarganya menyambung rambut yang tersisa dengan rambut yang lain (palsu), lebih-lebih ketika ia telah dewasa dan mencapai usia menikah karena akan menerima pinangan.

جـ – ورد في الحديث الصحيح عن عائشة – رضي الله عنها – (( أن جارية من الأنصار تزوجت، وأنها مرضت فتمعط شعرها، فأرادوا أن يصلوها، فسألوا النبي – صلى الله عليه وسلم – فقال: لعن الله الواصلة والمستوصلة )) وفي الصحيح أيضا عن أسماء بنت أبي بكر – رضي الله عنهما – (( أن امرأة جاءت إلى رسول الله – صلى الله عليه وسلم – الله عليه وسلم فقالت: إني أنكحت ابنتي، ثم أصابها شكوى فتمزق رأسها، وزوجها يستحثني بها، أفأصل رأسها؟ فسب رسول الله – صلى الله عليه وسلم – الواصلة والمستوصلة )) .

وفي الصحيح أيضا عن ابن عمر أن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – قال: (( لعن الله الواصلة والمستوصلة )) ومثله عن أبي هريرة وغيره

وفي هذه الأحاديث ونحوها النهي الشديد عن وصل الشعر بشعر أو ما يشبه الشعر مما يسمى بالباروكة أو الشعر الصناعي أو نحو ذلك، ولو استحسن ذلك الزوج ففي رواية لمسلم (( وزوجها يستحسنها )) أي يستحسن الوصل، ولا شك أن الوعيد باللعن، والنهي يدل على التحريم، وأنه من الكبائر لأنه غش وتدليس، وذلك أن شعر الرأس يعتبر من الزينة والجمال، الذي أنبته الله في الإنسان، فمتى سقط وتمعط كله أو بعضه فإن ذلك بقدر الله وقضائه، فيلزمه الرضا والتسليم، ومع ذلك يشرع علاجه بأدوية مباحة أو ادهان ونحوها، فلعله أن يعود كما كان، فيتم الجمال المطلوب، والله أعلم.

Terdapat Hadits Shahih dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha :

Seorang gadis dari Anshar hendak menikah, kemudian ia tertimpa penyakit dan rambutnya rontok. Kaumnya hendak menyambung rambutnya, kemudian mereka bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda,

“Allah Melaknat orang yang menyambung rambut dan yang meminta disambungkan”

Dalam kitab shahih juga dari Asma’ binti Abu Bakr,

“Ada seorang wanita yang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian berkata, “Saya menikahkan anak perempuan saya, kemudian ia (mengeluh) tertimpa penyakit dan rambutnya menjadi  rusak sedangkan suaminya mendesaknya. Apakah saya boleh menyambungnya?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  mencelanya

Dalam kitab shahih juga dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Allah Melaknat orang yang menyambung rambut dan yang meminta disambungkan”

Demikian juga riwayat dari Abu Hurairah dan yang lain

Pada hadits-hadits ini dan sejenisnya terdapat larangan keras menyambung rambut dengan rambut atau sejenis rambut, seperti apa yang disebut dengan rambut buatan atau rambut palsu. (tetap haram) meskipun suaminya menilai baik (menjadi cantik). Dalam riwayat muslim,

“meskipun suaminya menilai baik (menjadi cantik)”

Tidak diragukan lagi ancamannya adalah laknat dan larangan menunjukkan haramnya serta termasuk dosa besar, penipuan dan pengelabuan. Karena rambut dianggap perhiasan dan keindahan yang Allah tumbuhkan pada manusia.

Jika rontok sebagian atau seluruhnya maka ini adalah takdir Allah dan ketetapannya. Maka wajib menerima dan ridha. Akan tetapi disyariatkan untuk berobat dengan obat yang mudah misalnya minyak dan sejenisnya, semoga bisa sembuh sebagaimana awalnya dan kecantikan yang diinginkan menjadi sempurna.

 

Sumber: http://ibn-jebreen.com/?t=books&cat=5&book=50&toc=&page=2170&subid=

 

Raehanul Bahraen, 12 Jumadil Awwal 1434 H, Pogung Lor-Jogja

Artikel www.muslimafiyah.com

 


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/haram-menyambung-rambut-yang-rontok-karena-penyakit.html